Pengertian Marching band
Marching band adalah istilah dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik (tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama. Penampilan marching band merupakan kombinasi dari permainan musik (tiup,dan perkusi) serta aksi baris-berbaris dari pemainnya. Umumnya penampilan marching band dipimpin oleh satu atau dua orang dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alur koreografi atas lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tari yang dilakukan oleh sejumlah pemain bendera.
Marching band umumnya dikategorikan menurut fungsi, jumlah anggota,
komposisi dan jenis peralatan yang digunakan, serta gaya/corak penampilannya.
Pada awalnya marching band dikenal sebagai nama lain dari drum band.
Penampilan marching band pada mulanya adalah sebagai pengiring parade atas perayaan
ataupun festival yang dilakukan di lapangan terbuka dalam bentuk barisan dengan pola
yang tetap dan kaku, serta memainkan lagu-lagu mars. Dinamika keseimbangan penampilan
diperoleh melalui atraksi individual yang dilakukan oleh mayoret, ataupun beberapa
personil pemain instrumen. Namun saat ini permainan musik marching band dapat dilakukan
baik di lapangan terbuka ataupun tertutup sebagai sebagai pengisi acara dalam
suatu perayaan, ataupun kejuaraan.
Komposisi musik yang dimainkan marching band umumnya bersifat lebih harmonis dan tidak
semata-mata memainkan lagu dalam bentuk mars, ragam peralatan yang digunakan lebih
kompleks, formasi barisan yang lebih dinamis, dan corak penampilannya membuat marching
band merupakan kategori yang terpisah dan berbeda dengan drum band yang umumnya memiliki
komposisi penggunaan instrumen perkusi yang lebih banyak dari instrumen musik tiup.
Tipikal bentuk dan penampilan drum band yang paling dikenal adalah drum band yang dimiliki
oleh institusi kemiliteran ataupun kepolisian. Adaptasi lebih lanjut dari penampilan
marching band di atas panggung adalah dalam bentuk brass band.
1. Sejarah
Marching Band bermula dari tradisi purba sebagai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa
musisi yang bermain musik secara bersama-sama dan dilakukan sambil berjalan untuk
mengiringi suatu perayaan ataupun festival. Seiring dengan perjalananan waktu, marching
band ber-evolusi menjadi lebih terstruktur dalam kemiliteran di masa-masa awal era
negara kota. Bentuk inilah yang menjadi dasar awal band militer yang kemudian menjadi
awal munculnya marching band saat ini.
Meskipun pola marching band telah berkembang jauh, masih terdapat cukup banyak tradisi
militer yang bertahan dalam budaya marching band, tradisi milter tersebut tampak pada
atribut-atribut seragam yang digunakan, tata cara berjalan, model pemberian instruksi
dalam latihan umumnya masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan
sedemikian rupa.
Di Indonesia, budaya marching band merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drum
band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI (singkatan dari
"Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia") yang dibina oleh Menpora
(singkatan dari "Menteri pemuda dan olah raga"). Marching band lahir sebagai
kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual secara berimbang,
berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olah raga. Dalam
perkembangannya, marching band di Indonesia banyak mengadaptasikan variasi teknik-teknik
permainan yang digunakan oleh grup-grup drum corps di Amerika, khususnya pada
instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam penampilan marching band menjadi
lebih mudah dibedakan dari corak penampilan drum band.
2. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penampilan marching band umumnya dapat dikelompokkan
pada beberapa kategori menurut jenis dan cara memainkannya. Pengelompokkan ini
secara tidak langsung pula mempengaruhi struktur organisasional kepelatihan yang
umumnya dispesifikasikan menurut kategori-kategori tersebut, masing-masing kategori
memiliki pelatih tersendiri. Selain kepelatihan, pengelompokkan ini umumnya
berpengaruh pula pada perilaku sosial para pemain yang terlibat dengan menciptakan
kelas-kelas sosial non-formal yang membentuk kebanggaan kelompok.
2. 1. Instrumen musik tiup
Pada mulanya ragam instrumen musik tiup yang digunakan dalam marching band identik
dengan yang digunakan drum band. Namun pada perkembangannya, beberapa jenis instrumen
musik tiup seperti >cornet, clarinet, flugelhorn,
saksofon (termasuk di dalamnya sofrano, alto, dan
tenor), >trombone, sousaphone, dan flute yang
jamak digunakan drum band sudah ditinggalkan. Umumnya instrumen musik tiup yang
digunakan dalam permainan marching band menggunakan nada dasar B♭ atau F. Jenis-jenis
instrumen musik tiup yang digunakan marching band umumnya adalah:
- Terompet
- French Horn
- Mellophone
- Tenor Horn
- Baritone, Euphonium
- Contra Bass, Tuba
2. 2. Instrumen musik perkusi
Instrumen musik perkusi dalam kelompok ini merupakan jenis instrumen bergerak
yang dibawa oleh pemain dan dimainkan dalam barisan seperti halnya instrumen
musik tiup. Seksi yang memainkan instrumen musik perkusi sambil berjalan disebut
juga sebagai drumline atau battery. Ragam instrumen musik
perkusi yang digunakan marching band umumnya lebih sedikit dari yang digunakan
pada permainan drum band. Instrumen-instrumen tersebut adalah:
2. 3. Instrumen pit (statis)
Instrumen pit pada dasarnya merupakan instrumen musik perkusi yang bernada.
Pada penampilan marching band umumnya jenis instrumen ini bersifat statis,
pemainnya tidak ikut dalam barisan seperti kelompok instrumen lainnya melainkan
memainkannya di bagian depan lapangan yang digunakan dalam penampilan. Ragam
jenis instrumen yang digunakan marching band umumnya lebih bervariatif
dibandingkan drum band. Beberapa grup marching band bahkan terkadang merakit
sendiri instrumen pit untuk menghasilkan suara-suara unik dalam musik yang
dimainkan. Jenis-jenis instrumen pit yang umumnya digunakan pada penampilan
marching antara lain:
2. 4. Instrumen Bendera
Instrumen bendera tidak digunakan untuk bermain musik, melainkan dimanfaatkan
oleh pemainnya sebagai alat bantu aksi tari untuk menghasilkan efek-efek
visual tertentu yang mendukung penampilan. Pada prakteknya, pemain instrumen
ini tidak selalu menggunakan bendera sebagai aksesori, namun bisa menggunakan
peralatan-peralatan lain seperti senapan kayu, selendang, panji-panji, atau
bahkan sapu tergantung pada koreografinya untuk mendukung penampilan secara
keseluruhan. Namun biasanya instrumen dasar yang digunakan adalah:
- Bendera
- Senapan kayu
3. Aspek-aspek Penampilan
Aspek-aspek yang terkait dalam penampilan marching band pada dasarnya
dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu aspek musikal dan aspek
visual. Pengelompokkan ini berpengaruh pula pada metode pelatihan pada
proses penyiapan sehingga sebuah grup marching band siap tampil.
Umumnya latihan atas masing-masing aspek tersebut dilakukan secara
terpisah terlebih dulu sebelum digabungkan sebagai satu penampilan utuh.
3. 1. Aspek musikal
Lagu-lagu yang dibawakan dalam satu penampilan marching band umumnya
membawa satu genre yang sama atau merupakan kombinasi atas beberapa
genre dalam satu tema yang sama, namun demikian genre yang dibawa dalam
satu penampilan tiap-tiap marching band bisa berbeda-beda.
Secara struktural, umumnya karakteristik lagu-lagu yang dibawakan
tiap-tiap marching band memiliki tipikal elemen yang sama. Bagian
"pembuka" yang ditujukan untuk meraih atensi penonton, "solo perkusi"
atau disebut dengan feature, "balada" yang menampilkan solo
musik tiup bersama dengan solo perkusi, dan "penutup" sebagai puncak
dari penampilan. Di masing-masing elemen tersebut sering pula diwarnai
dengan variasi teknik permainan, termasuk didalamnya permainan tempo,
birama, yang ditujukan untuk mendapatkan satu dinamika permainan yang
lebih seimbang, serta sebagai wahana menunjukkan kapabilitas grup
yang bersangkutan.
3. 2. Aspek visual
Koreografi merupakan inti utama dari aspek visual dalam penampilan
marching band. Di dalamnya melingkupi alur pola atas formasi baris
berbaris yang digunakan, aksi-aksi tari yang dibawakan oleh para pemain
bendera, gerakan-gerakan untuk menampilkan satu efek visual tertentu yang
dilakukan oleh satu, sekelompok, atau seluruh pemain yang terlibat dalam
formasi barisan. Seringkali penampilan marching band menggunakan
aksesoris-aksesoris tambahan yang dimainkan oleh beberapa orang pemain
untuk mendukung mendapatkan efek visual tertentu secara keseluruhan.
4. Perangkat lunak
Bentuk penampilan marching band yang dinamis umumnya membuat
kompleksitas aransemen lagu dan perancangan formasi barisan
menjadi lebih tinggi. Para pelatih marching band instrumen
musik umumnya memanfaatkan perangkat lunak sebagai alat bantu
untuk memecahkan tingkat kompleksitas tersebut dalam proses
aransemen lagu, melakukan ekstraksi atas partitur ke dalam
tiap-tiap kelompok instrumen musik (termasuk instrumen musik
tiup, perkusi, dan pit). Demikian pula halnya dengan pelatih
visual, perangkat lunak digunakan untuk mempermudah perancangan
formasi barisan, simulasi dan analisis atas kemungkinan
terjadinya tabrakan antar pemain, dan visualisasi permainan
tiap lagu dalam suatu penampilan.
Beberapa perangkat lunak yang tersedia saat ini bahkan mampu
menggabungkan
disain formasi barisan dan aransemen musik sehingga menjadi
suatu bentuk model pertunjukan yang digunakan untuk memberikan
gambaran atas simulasi pertunjukan kepada seluruh pemain yang
terlibat dengan tujuan untuk mempermudah pemain dalam memahami
alur pertunjukan dan aliran pergerakan formasi barisan.
5. Kompetisi
Kompetisi umumnya menjadi perangsang atas kemajuan marching band
di Indonesia. Dengan adanya kompetisi ini, masing-masing marching
band umumnya berupaya untuk mengembangkan, atau mengadaptasikan
teknik-teknik permainan tertentu untuk menunjukkan kapabilitas grup
marching band tersebut, atau menciptakan satu keunikan yang berbeda
sehingga menjadi ciri khas penampilan suatu grup marching band.
Skala kompetisi ini bisa mencakup tingkat daerah, propinsi, ataupun
nasional. Di Indonesia terdapat cukup banyak ajang kejuaraan tingkat
nasional yang diselenggarakan, namun yang umumnya frekuentif
diselenggarakan secara konsisten adalah GPMB(Grand Prix Marching Band).
1. Snare drum
Ukuran marching snare drum biasanya lebih dalam dari ukuran yang
biasanya digunakan pada orkestra atau drumkit. Hal ini membuat
suara yang dihasilkan menjadi lebih keras,sesuai dengan kebutuhannya
untuk penggunaan di lapangan terbuka. Ukuran standar (diameter x
kedalaman) adalah 13x11 dan 14x12 inci dengan berat antara 16-45 lb.
Ukuran yang lebih kecil (13x9) akhir-akhir ini menjadi populer
digunakan untuk kebutuhan penggunaan di lapangan tertutup. snare
drum "high tension" modern dikembangkan sebagai jawaban atas tensi
membran yang lebih tinggi yang dimungkinkan karena pemanfaatan serat
fiber, atau kevlar. Drum tensi tinggi pertama kali dikembangkan oleh
Legato di Australia, dan menjadi lebih sempurna saat mulai digunakan
pada marching band.
2. Drum tenor
Marching band modern umumnya menggunakan multi-tenor, yang terdiri
atas beberapa tom-tom yang dimainkan oleh seorang drummer. Bagian bawah
drum biasanya terbuka dan dipotong menyiku untuk memproyeksikan suara
ke arah depan. membran head menggunakan double-ply PET film untuk
meningkatkan kualitas proyeksi suara. Alat ini umumnya dimainkan dengan
menggunakan malet yang terbuat dari kayu atau aluminimum dengan ujung
berbentuk bundar terbuat dari nilon.
Teknik permainan tenor drum umumnya berbeda dengan teknik yang digunakan
untuk bermain snare drum, lebih mirip seperti bermain timpani karena
membran dipukul biasanya lebih dekat pada sisi-sisinya dibandingkan
bagian di tengah membran. Bentuk pukulan seperti ini menghasilkan suara
yang lebih nyaring.
Drum tenor umumnya terdiri dari tom-tom berukuran 10, 12,13, dan 14 inci
yang diatur membentuk busar, seringkali dengan tambahan satu atau dua
buah tom yang lebih kecil (berukuran 6 atau 8 inci) di sisi sebelah
dalam.
3. Drum bass
Ukuran drum bass yang digunakan pada ensembel perkusi modern bervariasi,
dengan lebar universal 14 inci, dan diameter 14 inci dan bertambah
setiap 2 inci. Membran drum biasanya terbuat dari PET film lembut
berwarna putih. Tidak seperti snare drum dan drum tenor, drum bass
dimainkan oleh drummer dari kedua sisinya. Umumnya sebuah drum line
menggunakan 4 hingga 6 jenis drum bass dengan ukuran yang berbeda-beda,
tiap satu drum bass dimainkan oleh seorang drummer.
4. Simbal
Simbal dalam marching band tidak dimainkan dengan tujuan yang sama seperti
orkestra. Ada perubahan pada grip simbal yang dibuat khusus untuk kebutuhan
marching band. Simbal marching band biasanya terdiri atas dua keping yang
terpasang pada ke dua tangan pemainnya. Untuk memainkan simbal marching band
kedua kepingan itu diadu satu dengan lainnya sehingga menghasilkan suara.
Jumlah pemain simbal tiap-tiap grup marching band bisa berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar